Selasa, 29 November 2011

Sebuah Penyesalan

Saat itu tepat tanggal 8 Muharram 1433 H ato bertepatan dengan 27 november 2011, Sepulang menginap dari rumah kawan aku langsung pulang ke kosan, ku kayuh sepedaku dengan santai sampai ke kosan. Saat itu bener-bener tak punya firasat apa-apa. Setibanya dikosan, langsung saja ku ambil hape yang dari kemarin emang kutaruh seharian dikamar. Aku kaget karna ada sekitar 20an panggilan tak terjawab, ada dari kedua orang tuaku juga beberapa temenku, kulihat ada sms yang masuk pula. kubaca dengan pelan dan seksama....Astaqfirulloh, bukan maen kagetnya aku dibuatnya, sms dari seorang temen yang isinya adalah berita duka meninggalnya seorang temen semasa kecil hingga remaja, temen seperjuangan, temen ketawa, cerita, beragumen dan lainnya. Kutelpon orangtuaku dan benarlah sedari pagi beliau berusaha menghubungiku untuk memberikan berita duka tentang sahabat lamaku. 
Pikiranku langsung melayang pada sosok seorang yang usianya 6taon diatasku itu, ku teringat ucapanya suatu kali, beliau pernah mengatakan : " mungkin orang-orang tak mau menikah denganku ini karna aku ini orang yang cacat ". Aku pun tertunduk sejenak. " aku tau, mereka orang-orang itu pasti meremehkanku dan memandangku rendah, karna aku ini orang cacat ". Aku pun mulai menyangkal ucapanya dan berusaha menenangkannya. "Ach, gak getuh juga koq. kan aku ya gak kaya getu, si ergana juga engga...lah yang laennya juga gak mikirin kek getuh lah. itu cuma perasaan sampeyan ajah. Toh sampe saat ini mereka juga masi baek koq".

Sepenggal percakapan itu membuatku merasa menyesal juga atas apa yang kuperbuat padanya, semenjak aku dan 2temanku yang menjadi teman baeknya selama ini merantau beberapa taon yang lalu, beliau sangatlah kesepian. Ditambah lagi dia bekerja hampir sepanjang hari, 12jam lebih dalam sehari, sebulan penuh, dan setaon hanya libur beberapa hari. Dan hanya mendapatkan upah beberapa ratus ribu dalam sebulan. Sebagai penjaga kios isi ulang aer mineral. Setelah kami bertiga merantau, makinlah ia kesepian dan jenuh dengan pekerjaannya yang menurutku juga kurang manusiawi, tanpa shift pengganti bekerja penuh seharian. Sering ia sms, tapi sering pula kuabaikan dan hanya kubalas kadang-kadang saja. Aku bener-bener jahad, padal ia hanya ingin menyapa temenny dan mengobati kejenuhan dan kebosananny dalam kesendirian. Kini kurasakan sesak didada ini bila mengingatnya.
 
Ia seorang pemuda biasa dalam kesederhanaan, dalam keluarga jawa yang sederhana, dengan sifat nerima apa adanya dan gak neko-neko. Dan kulihat hampir seluruh anggota keluarganya memiliki sifat sederhana dan menerima. Sungguh sangat-sangatlah menyesal aku sering mengabaikanya. Beberapa waktu pun keluarganya tertimpa musibah, setelah kematian ibunya, kaka peremupanya juga meninggal ketika melahirkan anaknya, kemudian bapaknya pun menyusul pula meninggalkan dunia yang fana ini. Jelas itu pukulan berat baginya, dan membuatnya frustasi, teman macam apa aku ini yang tega mengabaikany????

Sungguh penyesalan yang tak berarti, sesal ini tak akan mengubah apapun. Tak dapat sekalipun kita memutar waktu dan kembali ke masa lalu. Yang ada hanyalah masa depan, tak boleh lah kuperbuat demikian lagi yang akan menimbulkan sesal yang lebih dalam lagi. Sungguh aer mata ini tlah mengering, sesal tak kan pernah berada di depan. Tak layaklah ku disebut seorang teman palagi sahabat bila ku sering acuhkan teman dan menyesal dibelakang. Sungguhlah egois diri ini. semoga engkau memaafkanku kawan.

Salam perpisahan...

Innalillahi wainnailihi rojiun...
itulah kalimat yang menjadi salam perpisahanku
mungkin tlah tiba waktumu
menghadap Sang pemilik jiwa

tak ada yang pernah tau sisa umur kita
itu sudah menjadi rahasia ilahi
ntah kapan kan tiba waktuku
smoga tak pernah ada sesal

Kau tlah jalani hidupmu dengan baik
tak ada cela dan keluh tentangmu
walau deru ombak dan angin menerpa
kesederhanaanmu menghapus smua

Meski jiwamu tlah pergi
smoga kenanganmu tetap dhati
sebuah memori yang kan ku jaga
yang akan menghapus smua sesal yang ada

Tak kan ada lagi adu argumen
Tak kan ada lagi gelak tawa
Tak kan ada lagi obrolan mimpi masa depan
Tak kan ada lagi wejangan darimu

Selamat Jalan kawan..
Di bulan haram Allah memanggilmu
smoga namamu kan harum sepanjang masa
memberi kenangan indah yang ditinggalkan

Dedicated to : 
Abdul Ghofur Bin Khasan kibi (ka ghofur/ kyai sepanjang)
Smoga engkau mendapat tempat yang Terbaek dsisi Allah
Kan kurindukan suasana Tadarus di malam-malam Ramadhan bersamamu :'(
Maafkanlah aku kawan.......T_T

2 komentar:

  1. Semoga keselamatan menyertai beliau, dan sesungguhnya kita akan menyusulnya.
    Semoga kita dapat istiqomah di jalan Allah dan RosulNya.
    Dan Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'alaa mematikan kita dalam keadaan khusnul khotimah dan memasukkan kita ke dalan golongan orang orang yang dicintaiNya, Amin....

    BalasHapus
  2. Saat Nyawa Terpisah dari Raga Ini Tak seorangpun yg tau waktunya....
    Hanya Persiapan lah yg harus qta perbanyak,,,,
    agar waktu'a tiba kita bisa tersenyum bukan siksa pedih yg akan di terima,...

    BalasHapus