Tahun baru telah terlewati tapi tak tau kenapa hati ini serasa kelam, terselimuti oleh kabut yg tebal. Kata orang sey january itu adalah hujan berhari-hari. Emang sey akhir-akhir ini tiap hari langit diselimurti awan hitam yg tebal, baik pagi, sore ataupun malam. Sang awan hitam sungguh tak mengenal waktu. Tapi bener-bener tak kusangka dan tak kuduga, sungguh mengejutkanku, Sang Awan Hitam itupun ikut menyelimuti hatiku, yang membuat hati ini terasa kelam. secara beruntun ujian yang sama terus menimpaku. Sedih rasanya hati ini, sungguh perih sakit terasa. Hal itu seolah berpola, kejadian serupa yang menimpaku beberapa kali yang menimbulkan efek semacam dejavu. Apakah ini teguran bagiku dari Sang Pencipta??sebagai balasan bagiku karna pernah menyakiti seseorang yang baik, yang mungkin sampai saat ini belom bisa memaafkanku. Aku tau, aku memang salah karna telah menyakitinya tapi aku tak ada pilihan lain. Aku tak mau menyakitinya lebih dalam lagi. Kini aku mendapatkan balasannya, beberapa waktu yang lalu aku selalu bermasalah dengan kawan-kawanku, bahkan bukan hanya sekedar teman tapi dengan sahabat-sahabat baikku. Ku ingat kira-kira sebulan yang lalu, sahabatku ina berselisih denganku. Saat itu aku bener-bener pengen marah tapi sudah menjadi tabiatku aku tak pernah bisa marah terhadap temanku. Padal aku uda berniat mendiamkannya tapi sekali lagi aku tak pernah bisa marah pada teman-temanku. Kemudian hal itu terjadi pula ada temenku, sahabatku, kawan dekatku, teman sekosku, tetangga sebelah kamarku. Saat itu aku hanya berniat untuk becanda seperti biasanya tapi tak kukira bakalan mendapat reaksi yang tak pernah kuduga sebelumnya. Bahkan reaksi yang tak pernah kulihat sebelumnya, dia sendiri tak pernah memperlihatkan ekspresi mimik wajah yang amat sangat marah. Sungguh menyeramkan sekali, aku pun bahkan tak berani menatap matanya yang sangat tajam, bak burung elang yang hendak menerkam mangsanya. Setelah kejadian itu, dia bener-bener memboikot diriku, gak menyapa, gak ngajak bicara, bahkan aku yang berada didepannya pun dianggap seolah tak ada. itu sungguh membuatku sedih, tak kusangka aku benar-benar membuatnya begitu marahnya. Masalah ini bener-bener membuatku frustasi, aku sangat kepikiran dengan hal ini. Otakku ini seolah pengen meledak. Dari dulu masalah psikis selalu mempengaruhi fisikku. aku pun bener-bener pusing dibuatnya, bahkan tubuhku pun sampe mengalami demam yang membuatku harus ijin pulang saat kerja. Keesokan harinya, akupun memutuskan agar meminta maaf padanya. tapi bagaimana caranya??dia saja tak mau bicara padaku. Akhirnya akupun mendapatkan ide ato cara untuk meminta maaf. Setelah aku pikir masak-masak, kuputuskan untuk membuat surat terbuka permintaan maaf yang akan aku posting dibeberapa porum dipesbuk. Aku bikin semacam puisi yg isinya adalah permintaan maafku. Dan alhamdulillah aku pun mulai mendapatkan respon kembali. Saat itu aku bener-bener bersyukur pada Allah yang telah mengembalikan temanku. Sungguh tak bisa kugambarkan kegembiraanku saat itu. Aku telah mendapatkan anugerah dan hadiah yang tak ternilai dari Allah yaitu temanku. Sekitar 2 minggu setelah kejadian itu tak kusangka terjadi lg hal yg sama (sebenarny seminggu setelah kejadian juga terjadi hal yang sama, hanya saja saya skip ajah ceritanya) sahabatku yang laen yang sudah aku anggap sebagai kakakku sendri pun tiba-tiba berselisih denganku. Dan anehnya permasalahannya hampir sama, hal yang semula aku anggap becandaan membuat abangku itu marah. Sama persis dengan yang sebelumnya, aku benar-benar diboikot, gak ditegor, gak diajak ngomong, dan gak dianggap lagi...huuufffhhhh, ujian apakah ini ya Allah??smoga engkau membukakan pintu maaf untukku ya Allah, hanya Engkaulah tempatku mengadu, dan hanya Engkaulah tempatku memohon pertolongan.....(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar